Setelah jalan-jalan seputar Irkutsk sebentar kami lalu kembali ke terminal bus untuk mengambil ransel. Lalu kami menuju parkiran marshrutka dan sampai disana sekitar jam 14.45. Teman-teman traveler sudah duduk manis di mobil. Selain mereka ada juga 3 orang lokal.jadi total sudah ada 9 penumpang yang siap berangkat. Marshrutka yang kami tumpangi itu modelnya seperti mobil L300 (Daihatsu?). Menurut kami jumlah penumpang 9 orang itu sudah pas, jadi seharusnya sopir sudah bisa berangkat.
Sopir marshrutka sibuk membuka dan menutup pintu bagasi. Sepertinya dia berusaha untuk mengatur barang-barang tapi tidak ada barang yang dikeluarkan. Begitu terus sampai bermenit-menit. Sewaktu menunggu sopir yang sedang sibuk itu ada 1 penumpang naik dan dengan santai ndusel (apa ya bahasa Indonesianya?) diantara 2 penumpang lokal yang sepertinya sudah biasa dengan acara ndusel-ndusel itu.
Lalu ada 1 penumpang cowok yang naik dan menyuruh teman kami yang duduk di belakang untuk geser. Teman kami bilang dia tidak bisa geser karena yang kelihatan kosong disebelahnya itu bukan tempat duduk tapi ban. Si cowok itu kemudian menyuruh dia geser ke sisi yang lain dan dia ndusel duduk di atas ban. Kami semua shock! Yang traveler maksudnya, kalau yang penumpang lokal mungkin sudah biasa.
Walaupun sudah penuh (menurut kami) sopir masih juga belum mau berangkat dan masih sibuk dengan buka tutup bagasi. Entah dapat wangsit dari mana salah satu dari kami melongok keluar dan ternyata... ada 1 penumpang cewek cantik buangett yang membawa barang berkardus-kardus. Sepertinya dia pedagang yang kulakan di Irkutsk dan menjual barang-barang dagangannya di Khuzir.
Ransel-ransel kami akhirnya dipindah ke atas mobil. Sebagian kardus cewek cantik itu dimasukkan ke bagasi dan sebagian lain ditaruh di atas mobil. Setelah semua selesai dia kemudian naik dan ndusel ke tempat duduk di sebelah saya. Untungnya saya dapat tempat duduk yang terpisah jadi tidak perlu berdesak-desakan dengan penumpang lain.
Jadi total ada berapa penumpang? Silahkan dihitung sendiri dan harap dicatat, sebelum berangkat sopir masih menaikkan 2 penumpang lagi yang entah bagaimana bisa dapat tempat duduk. Sekitar jam 15.45 marshrutka berangkat meninggalkan terminal bus. Sopir langsung tancap gas dan seketika itu kami langsung bisa merasakan naik mobil ala Russia.Di awal perjalanan sopir sibuk dengan HPnya. Ternyata dia harus menjemput kernetnya. Pantas saja tempat duduk depan dibiarkan kosong.
Perjalanan dari Irkuts ke Khuzir membutuhkan waktu sekitar 5 jam 30 menit. Dari Irkutsk sampai tempat penyeberangan ferry jalannya aspal lumayan mulus sedangkan jalan di Olkhon Island lebih banyak gronjalan-nya dari pada mulusnya. *Gronjalan (bahasa Jawa) bisa diartikan jalanan berbatu/ tanah yang tidak rata.
Oh ya di perjalanan sebelum sampai penyeberangan sopir marshrutka mampir sebentar di toko di sebuah desa. Sopir marshrutka keluar dari toko membawa bungkusan yang ternyata isinya VODKA!! Kami bengong lalu ketawa. Pasrah nasib saja lah hehehe...
Kalau saya tidak salah ingat desa tempat sopir membeli vodka itu adalah satu-satunya desa yang dilewati. Saya lihat ada beberapa desa lain tapi letaknya jauh sekali dari jalan utama. Kira-kira 1 Km sebelum penyeberangan ada 1 penumpang cewek yang turun. Kami saling pandang... heran karena di tempat itu kami tidak terlihat ada desa dan pangkalan ojeg juga tidak ada hehehe...
Bangunan kotak dari batu bata itu adalah toilet umum. Tidak ada pintunya dannnn... kotornya minta ampun! Itu adalah toilet paling kotor yang pernah saya lihat. Tidak ada closet apalagi air. Jadi hanya lubang ditengah yang disekitarnya penuh dengan tissue dan kotoran manusia.
Tidak lama kami menunggu, ferry dari seberang berlabuh. Penumpang disuruh jalan kaki naik ke ferry. Setelah mobil masuk ferry penumpang boleh masuk ke mobil tapi kami tentu saja memilih untuk menikmati pemandangan dari deck ferry.
Sekitar 10 menit kemudian ferry sampai di Olkhon Island. Kami jalan turun dari ferry lalu naik ke marshrutka dan melanjutkan perjalanan ke Khuzir. Hari sudah hampir gelap dan jalanan jauh dari mulus. Lampu jalan juga tidak ada. Jadi penerangan hanya mengandalkan lampu sen. Jalanan sepi sekali hanya kadang-kadang terlihat sinar lampu dari desa-desa kecil di pulau itu.
Walaupun gelap dan jalanan tidak rata sopir marshrutka tetap tancap gas. Mungkin dia sudah hafal setiap inchi dari jalanan itu. Tiba-tiba sopir berhenti mendadak di sebuah tempat. Kami tidak melihat apapun di sekeliling tempat itu. Lalu dia dan kernet sibuk mencari sesuatu entah apa. Ibu-ibu yang duduk di depan saya membuka dompet dan mengeluarkan uang receh. Sopir lalu turun dan melempar uang receh itu. Setelah sampai Khuzir baru kami tahu kalau uang receh itu semacam persembahan mungkin biar tidak ada halangan dalam perjalanan.
Setelah melempar uang receh sopir langsung tancap gas. Kemudian dia bertanya ke salah satu penumpang. Ternyata ada penumpang yang rumahnya tidak di desa Khuzir jadi sopir mengantarkan dia ke desanya dulu. Lalu sopir tancap gas lagi menuju jalan utama. Sekarang saya tahu kenapa tidak ada peta Olkhon island yang ada jalan-jalannya ternyata karena sebagian besar tanahnya merupakan padang rumput jadi sopir bisa suka-suka mau lewat mana.
Ketika sudah mau masuk ke desa Khuzir sopir bertanya ke kami: 'Nikita?' dan serempak kami menjawab: 'Yes!' Tidak salah kami memilih untuk menginap di Nikita's Guesthouse karena sopir marshurtka tahu lokasinya dan mengantarkan kami sampai tepat di depan gerbang. Saya membayangkan kalau kami diturunkan di tempat lain pasti repot mencari lokasi Nikita's Guesthouse karena... sekali lagi... tidak ada peta.
Begitu sampai di guesthouse sopir menurunkan ransel-ransel kami dari atas mobil. Setelah mengucapkan 'Spasiba' kami langsung masuk dan check-in. Lega rasanya sudah sampai Khuzir walaupun sampainya malam hari :)
Ajegilee....perjalanan ke middle of nowhere... kagum abiss
ReplyDeleteMas Kusumo kan akan segera kesana :)
DeleteBagi2 ceritanya ya mas