Friday, April 17, 2015

Takayama dan Shirakawa-go

Posted on www.baltyra.com March 7, 2014.


Takayama adalah sebuah kota di wilayah Hida di perfektur Gifu. Bandara internasional terdekat dengan kota ini adalah Chubu Centair International Airport di Nagoya (kode IATA: NGO). Ada beberapa kereta api local perhari yang melayani rute Nagoya - Takayama dengan lama perjalanan sekitar 2 jam dan harga tiket sekitar 3000 Yen. Jika mempunyai JR pass maka naik kereta Nagoya - Takayama tanpa reservasi kursi bisa gratis karena jalur ini merupakan jalur kereta JR (Japan Rail).

Stasiun Takayama

Selain dari Nagoya, Takayama juga bisa dicapai dengan kereta langsung (Hida Wide View) dari Kyoto dengan lama perjalanan sekitar 4 jam. Tapi kereta ini hanya sekali perhari yaitu tiap pagi jam 08.31 dari Kyoto Station dengan harga tiket tanpa reservasi kursi yaitu 6920 Yen. Jika mau naik kereta yang berangkat lebih siang bisa naik Shinkansen ke Nagoya lalu ganti dengan kereta local (namanya sama Hida Wide View). Begitu juga dari Tokyo bisa naik Shinkansen dan ganti kereta di Nagoya. Harga tiket untuk Shinkansen dan Hida Wide View dari Tokyo - Nagoya - Takayama tanpa reservasi kursi sekitar 13500 Yen. Untuk rute dan jadwal kereta di Jepang bisa dilihat di http://www.hyperdia.com/
 

 
Tourist Information Center di depan stasiun Takayama
 

Ada bus langsung dari Tokyo ke Takayama dengan harga tiket hanya 6500 Yen dan konon katanya pemandangan di sepanjang rute bus indah sekali tapi sayang saya tidak bisa naik bus dari Takayama ke Tokyo karena badai salju sehingga jalan tol ditutup. Untuk rute, jadwal dan reservasi tiket bus bisa dilihat di http://www.nouhibus.co.jp/english/


Letak terminal Nohi bus di Takayama bersebelahan dengan stasiun kereta Takayama dan di depan stasiun ada Tourist Information Center yang menyediakan peta gratis bagi pengunjung. Takayama merupakan kota kecil dan sebagian tempat wisatanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Ada beberapa walking course yang bisa dengan mudah dijalani dengan mengikuti petunjuk di peta maupun petunjuk-petunjuk di jalan (persimpangan jalan). Jika kaki sudah lelah berjalan, ada foot bath gratis yang letaknya di sebelah kanan gedung stasiun.

 


Foot bath gratis

Footbath gratis. Lokasi di depan sebuah hotel di sebelah timur stasiun kereta (3 menit jalan kaki dari stasiun).


Salah satu tempat wisata terbesar di Takayama adalah Hida Folk Village atau Hida no Sato yang lokasinya di sebelah tenggara pusat kota Takayama. Tempat ini bisa dijangkau dengan jalan kaki sekitar 30 menit atau dengan bus sekitar 10 menit (200 Yen). Jika beli tiket di terminal bus dekat stasiun ada tiket kombinasi bus PP + tiket masuk seharga 900 Yen. Hida No Sato buka dari jam 8.30 sampai jam 17.00 tapi ketika saya kesana di musim dingin ada acara Hida No Sato Light-up dari jam 17.30 sampai jam 22.00 dengan harga tiket hanya 300 Yen.


Hida no Sato di malam hari.


Hida no Sato ini semacam museum untuk rumah-rumah tradisional yang pernah ada di daerah Hida. Beberapa rumah terbuka untuk umum dan bisa dimasuki tanpa perlu membayar lagi. Jika tidak ada waktu atau tidak ingin ke Shirakawa-go cukuplah melihat rumah tradisional yang ada di Hida no Sato.


Hida no Sato menurut saya termasuk kecil areanya. Ibarat putar sekali sudah bisa melihat semua. Cukup 1-2 jam untuk melihat-lihat Hida no Sato dan dengan sisa waktu yang ada kita bisa berjalan-jalan di sekitar pusat kota Takayama. Ada beberapa kawasan rumah kuno, kuil-kuil, taman dan di musim dingin beberapa rumah Sake (rumah pembuatan Sake) secara bergiliran akan membuka ‘pabrik’ mereka untuk umum. Jadwal Sake Tour bisa didapat dari Tourist Information Center atau bisa juga sambil jalan-jalan mencari tanda seperti foto berikut.

 


Petunjuk/ tanda Rumah Sake terbuka untuk umum yang ingin mengikuti Sake Tour (gratis).
 


Salah satu kuil di Takayama.

 

Salah satu rumah di Old Houses Area.



 
Patung Samurai di salah satu taman di Takayama.

 
Apalah artinya ke Takayama tapi tidak ke Shirakawa-go?! Shirakawa-go atau desa Shirakawa adalah salah satu kawasan yang masuk UNESCO World Heritage. Di Shirakawa-go sebenarnya ada 4 desa tapi yang masuk UNESCO World Heritage hanya satu yaitu desa Ogimachi saja. Di desa Ogimachi masih banyak (hampir semua) rumah-rumah penduduknya tetap mempertahankan bentuk atap dengan gaya tradisional yang disebut Gasho.



Rumah tradisional di Shirakawa-go dengan atap gaya Gasho.


Rumah tradisional di Shirakawa-go dengan atap gaya Gasho.


Gasho sendiri berarti telapak tangan yang terkatup (posisi untuk berdoa). Rumah-rumah di daerah ini memiliki kemiringan atap yang curam untuk mempermudah salju jatuh. Selain itu di dalam rumah (umumnya di tengah) terdapat perapian untuk penghangat di musim dingin. Lantai loteng di atas perapian dilubangi agar asap bisa naik menjangkau atap dan bisa membantu melelehkan salju yang terperangkap di atap.


Desa Ogimachi adalah desa betulan bukan museum seperti di Hida no Sato. Rumah-rumah di desa ini benar-benar rumah tinggal penduduk jadi pengunjung tidak boleh seenaknya buka pintu atau masuk ke rumah-rumah. Ada 3 rumah utama yang dibuka untuk umum dengan tiket masuk masing-masing 300 Yen yaitu rumah keluarga Kanda (pemiliknya paling ramah dan disediakan teh hijau gratis), rumah keluarga Wada (rumah paling tua dan memamerkan alat tenun keluarga), dan rumah keluarga Nagase (keluarga dokter jadi yang dipamerkan adalah alat-alat kesehatan).


Berikut foto-foto interior rumah keluarga Wada:







 
Ikatan pada struktur atap.


Shirakawa-go bisa dicapai dengan bus dari Takayama. Harga tiket PP 4300 Yen. Kalau mengunjungi tempat ini disaat musim dingin dan tidak ingin menginap di Shirakawa-go, cara yang paling murah dan efektif adalah dengan ikut tur setengah hari dari J-Hop Tour. Harga tiket PP termasuk guide berbahasa Inggris adalah 3800 Yen dan bagi yang menghinap di J-Hoppers Hostel ada potongan harga 500 Yen. Setiap hari ada 2 tour yaitu yang berangkat jam 08.10 dan 13.00. Lama perjalanan ke Shirakawa-go sekitar 50 menit dan sebelum menuju desa Ogimachi bus akan mampir ke Observatory Point selama 20 menit. Observatory Point ini adalah titik di puncak bukit untuk melihat keseluruhan desa Ogimachi.



Desa Ogimachi dilihat dari Observatory Point.


Saat musim dingin ikut tur setengah hari seperti ini cukup memuaskan. Tapi saat musim semi atau panas (musim gugur sering hujan) saya rasa pergi dengan bus atau kendaraan pribadi lebih asik :) Jika punya dana lebih bisa juga menginap di desa Ogimachi. Harga penginapan per kamar di Ogimachi sekitar 9000 Yen.


 
Tempat parkir bus di Shirakawa-go. Bus J-Hop Tour yang warnanya merah.




Pemandangan sungai yang mengalir melintasi desa Ogimachi.


 
Jembatan gantung yang menghubungkan tempat parkir dengan kawasan perumahan penduduk di desa Ogimachi.


Desa Ogimachi.
 
Salah satu Kuil di desa Ogimachi.

Wednesday, April 15, 2015

The End of Trans Manchurian - Trans Siberian Journey (17)

Holaaaa...

Maaf maaf telat sekali menulis penutup cerita perjalanan Trans Manchurian - Trans Siberian saya. Telat kok hampir 3 tahun haha...

Dan... maaf lagi karena harus pindah kos berkali-kali dan cuti panjang untuk jalan-jalan jadi lupa dimana saya simpan laptop saya. Dan itu artinya... foto-foto Trans Manchurian - Trans Siberian ikut lenyap! :( Jadi cerita penutup ini terpaksa tidak ada foto :(

Moscow adalah kota terakhir dalam perjalanan kami ini. Thomas terbang kembali ke Belgia dan saya juga harus kembali ke Singapore. Jadwal terbang kami di hari yang sama tapi beda jam dan beda bandara. Moscow mempunyai 4 bandara komersial yaitu Sheremetyevo, Vnukovo, Domodedovo dan Ostafyevo. Thomas terbang dari Vnukovo dan saya dari Domodedovo dengan Srilankan Airlines. Saya pilih Srilankan Airlines karena harga tiket sekali jalannya relative murah yaitu sekitar 500USD rutenya Moscow - Dubai (tidak turun pesawat) - Colombo (ganti pesawat) - Singapore.

Jadwal penerbangan sekitar jam 4 sore jadi masih bisa santai packing dan jalan-jalan lagi. Untuk mencapai bandara Domodedovo saya memilih naik kereta Aeroexpress dari stasiun Paveletsky. Tiket Aeroexpress saya beli di mesin tiket yang ada disepanjang koridor menuju loket dan ruang boarding. 3 tahun lalu harga tiket sekali jalan 350 Rubble. Sekarang sudah naik jadi 450 Rubble atau 400 Rubble jika membeli dari website atau app-nya Aeroexpress. http://www.aeroexpress.ru/en/domodedovo.html

Stasiun kereta Aeroexpress di bandara Domodedovo dekat sekali dengan pintu masuk bandara. Jadi jangan takut kesasar :)

Sampai di dalam area Check-in saya langsung antri di konter Srilankan Airlines yang menuju Dubai/ Colombo. Saya amati petugas check-in hanya memberi tag di koper-koper besar milik penumpang. Ternyata di bandara ini setelah check-in dan jika ada bagasi maka penumpang harus membawa bagasi ke baggage collection point. Aneh? yah namanya Russia mana ada hal yang tidak aneh haha...

Setelah dapat boarding pass saya menuju imigrasi dan security check. Semua lancar ketika saya melewati imigrasi karena saya simpan baik-baik kartu kedatangan dan kartu registrasi visa. Nah pemeriksaan keamanannya yang lain dari bandara lain. Masing-masing penumpang harus masuk ke tabung kaca, berdiri dengan tangan diangkat ke atas lalu ada 2 scanner yang berputar mengelilingi tubuh. Setelah itu akan di periksa dengan metal detector dan diraba jika detectornya berbunyi.

Area boarding di Domodedovo amburadul. Ruang-ruang boarding tidak sesuai dengan jumlah penumpang jadi banyak sekali penumpang yang harus menunggu di hall. Ada beberapa cafĂ© dan took makanan tapi harganya mehong. Saya menahan lapar karena yakin di pesawat akan diberi makanan gratis (sudah termasuk harga tiket maksudnya).

Pesawat Srilankan Airlines dari Moscow ke Colombo via Dubai ternyata pesawat kecil 3 rows & 3 rows. Kondisi pesawatnya bagus dan crew-nya super! Ramah dan professional. Makanan yang disajikan juga enak. Dan ternyata perjalanan dari Dubai menuju Colombo juga dapat makan lagi. Di Colombo transit hanya 1 jam tapi semua lancar karena gate turun dari Dubai berhadapan dengan gate menuju Singapore. Dan lagi-lagi disajikan makan dari Colombo menuju Singapore. Jadi total 3 kali makan besar saya hari itu.

Mendarat di Singapore dengan perut terlalu kenyang sampai susah berdiri :(