Wednesday, October 20, 2010

cerita taon baruan

posted on facebook 1st January 2010


Ada teman dari milis backpacker (Nina namanya) yang liburan di Singapore akhir tahun ini. Karena ini perjalanan pertama dia ke Singapore jadi saya kepikiran untuk mengajak Nina nonton kembang api di Marina Bay. Saya SMS Nina untuk ketemuan di halte Chijmes jam 9 malam. Pikir saya berangkat jam segitu masih bisa dapat tempat terbaik untuk nonton dan motret kembang api.

Jam 9 lebih saya sampai di halte Chijmes, telat gara-gara traffic jam :( jadi begitu ketemu Nina saya langsung ajak jalan ke Marina Bay. Ada teman satu hostel Nina yang ingin ikut, namanya Nele cewek asal Jerman. Saya pikir backpacker jalannya cepat, ternyata tidak juga hehehe... Nina dan Nele ketinggalan terus dibelakang saya karena saya biasa jalan cepat jadi susah mau jalan pelan. Sepanjang jalan saya tengok-tengok ke belakang takut kalau terpisah sama mereka berdua soalnya saya dengar Nele bilang, "She is so small... hard to spot" hahaha... kayaknya biar saya gedean dikit juga tetap susah nyarinya kalau terpisah karena jalanan sudah penuh orang yang sama-sama mau ke Marina Bay.

Beberapa kali kami harus balik arah karena jalan di tutup. Petugas yang atur lalu lintas pengunjung sigap banget kalau urusan menutup access. Sepanjang jalan saya berdoa semoga masih bisa masuk pinggiran Esplanade. Ternyata... pas sampai petugasnya kasih pengumuman, "Everybody wants to watch fire works please go to the bridge, left hand side" Sebel banget saya dengar pengumuman ini, apalagi pas lihat kalo access masuk pinggiran Esplanade sudah ditutup :(

Kami bertiga lalu jalan menyusuri jembatan cari tempat terbaik untuk nonton. Baru jam 10 saja jembatan sudah penuh orang. Susah banget dapat tempat. Akhirnya setelah melewati lebih dari separuh jembatan kami baru dapat tempat itupun tidak dipinggir pagar. Saya pikir kalau di situ saja sudah penuh orang, ditempat lain pasti penuh juga. Dengan terpaksa saya menggelar matras di belakang keluarga bule yang tinggi-tinggi banget :(

Baru jam 10 lebih saya cuek saja mendirikan tripot lha dari pada nanti tidak ada tempat lagi... untungnya ada 1 keluarga yang pindah tempat jadi saya bisa mindah tripod dan waktu itu saya pikir bisa motret dengan leluasa. Tapi orang kan tambah banyak jadi yaaa... harus iklas mereka duduk mepet banget sama tripod saya.

Saya ngobrol-ngobrol sama Nele jadi tidak bosan menunggu jam 12. Nele cerita perjalanan dia ke negara-negara Asia yang katanya asik banget. Dia sih enak tabungannya hasil kerja part time di Eropa cukup buat biaya menjelajah Asia. Mana dia belum punya pekerjaan tetap jadi suka-suka dia menentukan jadwal jalan.

Kalau pas sedang tidak ngobrol sama Nele saya clingak-clinguk ngliatin gerombolan cowok-cowok India (worker sepertinya) yang cuek banget ndusel-ndusel dan berdiri diantara orang-orang yang lagi duduk manis sambil makan. Ada cewek-cewek yang kasian banget karena terpaksa pindah gara-gara cowok-cowok India ini. Heran banget... wong kembang api itu kan diatas, ngapain juga mereka maksain maju karena bawa kamera juga tidak.

Jam 12 kurang 2 menit lampu-lampu mulai di-dim. Saya langsung berdiri pasang kamera. Sudah senang karena mikir bakalan bisa bebas njepret...eee... lha kok bule-bule yang didepan pada berdiri :( mereka sih tau diri agak minggir dan membungkukkan badan biar saya bisa motret. Tapi yaaa... kesalahan bukan pada posisi dan body bule-bule itu hahaha... hampir semua foto-foto kembang api saya ada kepala bule-bule itu :(

Begitu fire work show yang berlangsung sekitar 15 menit itu selesai orang-orang langsung pada bubar. Tentu saja mereka meninggalkan sampah-sampah yang berserakan. Kata nina, "Singapore abis pertunjukan gini sampahnya cuma segini ya mbak" Hehehe... iya juga ya... jadi inget kata Nele pas saya tanya, "How do you find Singapore?" Nele bilang, "Too clean... Germany is clean too but not this clean" Hahaha... gimana tidak clean wong petugas kebersihannya itu sigap-sigap banget. Seperti setelah fire work show ini... orang-orang belum bubar semua petugas kebersihannya sudah langsung mungutin sampah.

Kami bertiga stay ditempat menunggu jalanan agak sepi biar tidak perlu desak-desakan soalnya saya takut kalau terpisah karena Nina dan Nele tidak tau jalan pulang. Ada petugas dari tourism board yang nanya-nanya Nele tentang Singapore, fire work show, countdown dll. Lamaaa banget Nele ditanya-tanya. Saya dengar ada beberapa pertanyaan yang diulang-ulang. Misalnya pas Nele ditanya apakah mau datang lagi untuk countdown dan Nele bilang "no" itu petugas mengulang pertanyaan yang sama terus hehe... menunggu Nele bilang "yes" kali ya hahaha...

Beberapa meter dari tempat kami berdiri ada 3 orang cewek Filipina dan beberapa cowok-cowok India. Mereka asik foto-foto dengan gaya berpelukan. Pelukannya bukan pelukan teman... mesra gitu deh pokoknya. Jadi saya pikir cowok-cowok India itu pacar cewek-cewek Filipina itu. Dasar kegatelan itu cewek-cewek... lagi foto pelukan sama cowoknya terus ada cowok bule lewat itu cowok-cowok langsung didorong hahaha... mereka langsung mendekati si cowok bule dan dari gesturenya keliatan kayak "menawarkan diri". Saya lihat si cowok bule tersenyum, melambaikan tangan dan gerak bibirnya kayaknya bilang "no" hahaha... kasian banget itu cowok-cowok India langsung "ditendang" gara-gara cowok bule lewat.

Setelah Nele selesai ditanya-tanya sama petugas tourism board, kami lalu jalan menyusuri Singapore river menuju Clarke Quay. Nele memang ingin kesana jadi saya antar mereka sekalian cari bis malam untuk pulang. Sampai di Clarke Quay saya jelaskan ke mereka lokasi halte dan bis yang lewat hostel mereka. Saya wanti-wanti ke mereka kalau naiknya bis NR6 bukan NR nomor lain. Setelah menjelakan saya pamit mau pulang karena sudah ngantuk banget.

Saya lalu ke halte dan lihat ternyata NR6 juga lewat Serangoon jadi saya nongkrong menunggu NR6. Saya tunggu NR6 lamaaaa banget tidak datang juga. Mungkin karena macet jadi interval bis lama-lama banget. Setelah lama menunggu akirnya datang juga bis dan saya langsung naik tanpa lihat lagi nomor bisnya. Saya lihat rute NR6 setelah Yio Chu Kang bis akan lewat Upper Serangoon Road. Tapi bis yang saya tumpangi ini dari Yio Chu Kang langsung ke Hougang terus ke Sengkang. Kalau ke Serangoon itu belok kanan tapi bis ini belok kiri masuk daerah Hougang. Saya masih tenang-tenang saja di bis, mikir nanti kan muter juga dan bakal lewat Serangoon. Ternyataaa... itu bis sampai di Pungol dan di sebuah halte sepi sopirnya nanya, "Excuse me... where are you going miss?" Saya jawab mau ke Serangoon terus sopirnya bilang, "Wrong bus miss... this is 6N not NR6" Ha???!!!!Sialan bener!!! Kenapa sih kasih nomor bis mirip-mirip... kayak tidak ada huruf lain saja :(

Saya tanya ke sopirnya gimana caranya kalau mau ke Serangoon dan dijawab, "Sorry, i can't help you. You should find your own way." Terus saya tanya lagi bisnya terminate dimana dan dijawab, "Here" Whatttt???!!! Di Singapore ada bis yang teminating di halte kecil nan sepi kayak gini... karena gak ada harapan lagi akhirnya saya turun juga di halte itu. Saya tidak tau itu dimana, cuma tau kalau itu daerah Pungol. Tidak ada plang atau bangunan yang bisa buat ancer-ancer. Pokoknya sepiiiii banget.... hanya ada lapangan rumput yang terhampar di depan mata. Kayaknya itu tempat paling sepi yang saya temui di Singapore. Suara-suara jangkrik dan binatang malam lain terdengar jelas banget.

Saya lihat di papan rute dan jadwal bis ternyata bis yang saya tumpangi itu adalah bis malam terakhir dan bis paling pagi adanya mulai jam 5.30 sedangkan waktu itu masih jam 3. Saya akhirnya jalan cari halte yang lebih ramai untuk cari taksi. Setelah beberapa lama akirnya dapat taksi juga. Saking ngantuknya saya tidak jelas dengar pas sopir taksinya bilang, "Sorry, i don't close the window. smoking... smelly..." Saya jawab oooo saja kemudian saya buka pintu dan tutup lagi hahaha... Kirain itu sopir bilang kalau saya nutup pintunya kurang benar.

Seperti biasa klo naik taksi sering ditanya-tanya asal dari mana, kerja dimana, gimana tinggal di Singapore dll. Saya jawab singkat-singkat pertanyaannya secara ngantuuuukkkk banget. Biasanya kalau malas-malasan jawab sopir taksinya bakalan diam. Tapi ini sopir taksi tidak menyerah juga. Dia malah nanya saya bisa bahasa Mandarin atau tidak. Saya jawab, "pu che tau" (tidak tau). Terus dia bilang, "Sikit-sikit bisa lah... itu you bisa bilang pu che tau. I teach you Mandarin ya..." Saya senyum-senyum  saja dengar dia mau ngajarin Mandarin kirain guyon. Ternyataaa...dia bilang "Coba cakap wo khei chiang hua yi (saya bisa ngomong mandarin)" Saya cuma ketawa masih mikir kalau dia cuma guyon, terus dia bilang lagi, "Ayo cakap... woooo... ayo coba..." Akhirnya saya niruin juga kata-kata Mandarin yang dia ucapkan. Saya disuruh mengucapkan kata-kata satu per satu dan dia menjelaskan artinya.

Sial benar sih saya ini... tahun baru pake acara kesasar pula plus ngantuk-ngantuk malah disuruh belajar Mandarin hahaha... saya diajari si sopir kalau belok kanan, kiri, lurus itu bilangnya gimana terus kata-kata lain dalam bahasa Mandarin. Asik juga belajar sama dia. Tidak membosankan kayak guru kursus saya yang dulu. Kayaknya kalau yang jadi gurunya pak sopir ini mungkin saya tidak sering absen hahaha...

Saya harus bayar 12 dolar untuk taksi dari Pungol ke Serangoon. Ada tambahan 50% karena naiknya malam. Tapi gpp lah yang penting bisa langsung istirahat. Sambil ngasih uang kembalian pak sopirnya bilang, "Xi nian kwai le" dan saya balas "Happy new year" Dia bilang, "No..no.. cakap xi nian kwai le... ayo cakap" Hahaha... tidak bosan dia mengajari saya ngomong Mandarin. Akhirnya saya bilang juga "Xi nian kwai le..."

Xi Nian Kwai Le (entah nih hanyu pinyin-nya yang benar gimana)
Happy New Year Everyone ^_^

-- bagaimana cerita tahun baruan kalian?--

No comments:

Post a Comment