Friday, November 22, 2013

Trans Manchurian - Trans Siberian Railway (15)

(15) Moscow - (not) the end of journey

Kami meninggalkan Suzdal dengan berat hati. Kota kecil yang indah ini layak mendapat jatah visit lebih dari 2 hari. Sayang kami sudah membeli tiket untuk ke Moscow yang harganya cukup mahal yaitu 731 Rubble jadi mau tidak mau kami harus melanjutkan perjalanan ke Moscow sesuai jadwal.

Dari Suzdal kami naik bus ke Vladimir. Prosesnya sama dengan waktu kami datang dari Vladimir. Ada juga bus langsung dari Suzdal ke Moscow tapi saya dari awal sudah bilang ke Thomas kalau perjalanan dari Irkust sampai Moscow harus pakai kereta api. Bus hanya dari Vladimir - Suzdal - Vladimir karena saya anggap ini detour :)

Kami naik kereta cepat Sapsan yang sangat nyaman tapi sayang kenyamanan yang kami dapat di Sapsan tidak berlanjut sampai kami turun dari kereta di stasiun Leningradsky yang letaknya di Komsomolskaya Square (Metro: Komsomolskaya).



Gerimis menyambut kami ketika kami turun dari kereta. Kami berjalan cepat menuju metro yang penuh dengan orang lalu lalang. Sebelum masuk metro kami membeli tiket di mesin tiket. Cara pembeliannya mudah karena ada pilihan untuk bahasa Inggris tapi beberapa orang tidak sabar untuk antri dan main serobot saja. Ketika kami sudah pencet-pencet dan hanya tinggal memasukkan uang tiba-tiba seorang perempuan menekan tombol cancel lalu dia menggunakan mesin untuk membeli tiketnya. Memang dia terlihat terburu-buru tapi itu bukan alasan untuk tidak antri. Dia lupa tidak mengambil tiketnya dan hanya mengambil kertas receipt pembelian saja. Saya melihat tapi diam saja. Saya berikan tiketnya ke Thomas. Thomas tahu bahwa tiket itu sebenarnya milik perempuan tadi tapi saya bilang 'who cares! she cut my Q'.

Kami naik metro turun di stasiun metro Kitay Gorod. Stasiun terdekat dengan hostel yang sudah kami book jauh hari sebelumnya. Lalu kami jalan menuju hostel mengikuti petunjuk yang kami dapat dari hostelworld. Tidak sulit untuk menemukan Napoleon hostel tapi belum sampai reception saya sudah merasa tidak nyaman dengan hostel ini. Letaknya di lantai 4 tapi dari lantai 1 bisa terdengan jedug-jedug suara musik dari reception. 

Begitu sampai reception kami disambut dengan permintaan maaf karena kesalahan pada sistem komputer mereka blablabla yang intinya adalah hanya malam itu saja kami bisa menginap di Napoleon hostel walaupun kami sudah pesan untuk 3 malam. Mereka menawarkan untuk pindah ke hostel lain tapi kami memilih untuk mencari sendiri hostel untuk 2 malam berikutnya. Ini adalah hostel paling buruk yang pernah saya datangi. Sekalipun tidak ada masalah dengan booking saya tidak akan bisa nyaman menginap di party hostel.

Hal pertama yang kami lalukan setelah check in adalah membuka hostelworld untuk mencari hostel lain. Kami book hostel baru yang lokasinya di dekat Kitai Gorod namanya Apple hostel. Setelah urusan hostel selesai saya mandi lalu tidur sedangkan Thomas jalan-jalan dengan tamu hostel lain.

Jam 9 pagi kami mau check out tapi tidak ada receptionist. Satu orang staff yang jaga tidak bisa bahasa Inggris. Dia bete dengan kami karena kami minta deposit yang (hanya) 2 Euro dikembalikan. Saya pasang muka muak melihat kelakuan dia (cowok) yang super bitchy itu!

Long story short akhirnya kami berhasil mendapatkan 2 Euro deposit. Kami lalu jalan mencari Apple hostel yang untung saja letaknya tidak jauh. Sampai di reception saya langsung bersyukur kami 'terusir' dari Napoleon hostel. Apple hostel jauhhhh lebih segalanya dari Napoleon hostel. Malah bisa saya bilang ini salah satu hostel terbaik yang pernah saya datangi.

Irina, pemilik Apple hostel menjelaskan bahwa bed kami belum siap. Kami jelas mengerti karena kami datang jauh lebih awal dari waktu check in dan booking kami lakukan baru malam sebelumnya. Kami lalu menitipkan ransel dan keluar hostel. Kali ini kami jalan terpisah karena kaki saya sakit jadi saya mempersilahkan Thomas untuk jalan kemanapun dia mau sedangkan saya hanya akan ke bank untuk menukar uang dan jalan ke St. Basil Cathedral di Red Squre. Tujuan utama saya ke Moscow memang untuk mengunjungi St. Basil Cathedral.

Red Square

St. Basil Cathedral - exterior

St. Basil Catherdral - interior

St. Basil Catherdral - interior

St. Basil Catherdral - interior

St. Basil Catherdral - interior

St. Basil Catherdral - interior

St. Basil Catherdral - interior

St. Basil Catherdral - souvenir store

Untuk masuk ke bangunan St. Basil Cathedral kita harus membeli tiket di loket di sebelah kiri gerbang utama. Saya lupa berapa harga tiketnya yang jelas tidak lebih dari 10 SGD. Selain tiket masuk kita juga perlu untuk membeli tiket untuk kamera.

Bangunan cathedral ini unik sekali. Sangat berbeda dengan gereja Orthodox lain yang pernah saya masuki. Cathedral ini memiliki beberapa ruang dengan dominasi bentuk lengkung. Detail pada dinding, plafon dan lantai tiap-tiap ruangan berbeda tapi bisa terlihat terpadu dengan cantik. Bangunan ini tidak besar tapi saya betah berjam-jam menikmati keindahan setiap sudutnya. Selain itu ada paduan suara yang menyanyikan lagu mirip dengan Gregorian Chant yang super keren! 

Ini video yang saya buat :)



Selain ke St. Basil Cathedral saya juga ke Kremlin tapi tidak masuk ke dalam area Kremlin. Hanya jalan-jalan disekitarnya. Keesokan harinya saya nongkrong di Kremlin menunggu atraksi pergantian penjaga monument Tomb of the Unknown Soldier yang berada di luar dinding Kremlin yang menghadap taman Alexander. Monument ini merupakan peringatan untuk pejuang yang gugur ketika perang di Moscow tahun 1941. Upacara pergantian penjaga dilakukan setiap jam sekali.

Moscow Kremlin

Upacara pergantian penjaga monument Tomb of the Unknown Soldier

Penjaga di monument Tomb of the Unknown Soldier

Salah satu sisi Kremlin yang dekat dengan Red Square

Cerita tentang jalan-jalan saya di Moscow belum tamat ya :) yang berikutnya adalah tentang Tour de Metro :)

No comments:

Post a Comment