Wednesday, February 8, 2012

viva vienna

posted on Facebook by Nia Gondronk on Wednesday, July 13, 2011



Saya sampai Vienna hari minggu siang. Turun dari bus yang dari praha langsung naik subway ke hostel. Nyampe hostel bisa langsung check-in karena sudah lewat jam check-in. Bayar untuk private single room semalam sekitar 22 E. Di Labyrinth hostel ini ada bermacam-macam type kamar dari yang private sampe dormitory 18 bed. Karena cuma semalam di Vienna saya pilih yang private biar bisa lebih relax istirahat. Di hostelworld.com review tentang hostel ini tidak begitu bagus tapi saya pilih karena lokasinya yang benar-benar dekat tempat wisata.

Reception hostel ini kecil banget. Kira-kira cuma 4x12m. Ternyata memang cuma buat reception doang. Setelah check-in tamu hostel dikasih sarung bantal, sprei dan selimut trus ditunjukin digedung mana kamar tidurnya. Saya dapat kamar di gedung sebelah kiri reception. Tidak jejeran tapi ke-let-an 1 bangunan lain. Repot memang mesti bawa-bawa barang cari kamar sendiri tapi lumayan juga karena saya bisa lebih mengerti dalamnya bangunan-bangunan kuno di Vienna.



Begitu buka pintu besar yang kayak gerbang saya langsung merinding. Hahaha... siang-siang padahal. Ya gimana... ternyata buka pintu saya tidak nemu apa-apa selain lorong gelap dengan ornamen kolom-kolom kuno dan lukisan di plafond. Serasa masuk gereja gothic aja. Karena tidak ada pilihan lain saya memberanikan diri melewati lorong gelap itu terus cari tangga ke lantai 2. Sampe lantai 2 saya masih harus cari pintu masuk ke hostel. Begitu masuk hostel saya jadi tenang lagi karena tempatnya terang :) cuma lantai kayunya berderit kalau diinjak.

Kalau baca-baca review hostel saya tidak bisa percaya banget karena banyak backpacker yang rese. Sudah tau mampunya cuma bayar hostel tapi minta service macam hotel. Komplen ini itu terus tulis review yang jelek-jelek. Tapi untuk Labyrinth hostel ini saya bisa bilang reviewnya 90% benar. Kalau nge-review hostel saya palimg lihat lokasi, keamanan dan kenyaman saja. Soal staff friendly atau tidal saya tidak pernah mikirin. Nah kalau hostel ini cuma lokasinya saja yang OK. Keamanan gak banget karena pintu kamar saya tidak bisa dikunci. Kenyamanan juga kurang karena tamu lain lalu-lalang menginjak lantai yang berderit-derit. Staff-nya sih lumayan lah. Setidaknya mereka menjelaskan tempat-tempat wisata dan kasih tau gimana kalau mau ke tempat-tempat itu. Oya satu lagi... kamar mandinya eennnggggaaaaakkkk buangeeeettttt!!!

Dari semua kekurangan hostel ini saya paling benci sama aturan-aturannya. Dari soal mengembalikan kunci pas check-out sampai aturan memakai alat makan. Ada 1 papan khusus untuk nempel aturan-aturan itu. Benar-benar bikin bete mana bahasanya tidak ada halus-halusnya sama sekali. Untung cuma semalam saya disini. Rencananya pagi check-out jam 10 langsung pergi ke Bratislava.







Ya, itu rencana awal saya. Sebentar saja di Vienna. Ternyata... setelah jalan-jalan di Vienna saya langsung jatuh cinta sama kota ini hehehe... siang itu setelah istirahat sebentar saya langsung keluar jalan ke Museums Quatier. Tidak perlu naik kendaraan karena dekat banget sama hostel. Dari museums quatier nyebrang ke Maria Theresien Platz, foto-foto bangunan Kunsthistor Museum yang hadap-hadapan dengan Naturhistor Museum. Terus nyebrang ke Heldenplatz foto-foto dari luar saja. Terus jalan ngelewati gedung parlament, Friedrich-Schmidt Platz, Universitat, Votiv Kirche. Karena sudah gelap jadi baliknya ke hostel saya melewati rute yang sama biar bisa dapat foto bangunan-bangunan indah itu siang dan malam hari :)

Sebelum balik ke hostel saya mampir ke mc.D beli es coklat. Terus melihat ada yang jual masakan asia di halte tram jadi saya mampir lagi beli sushi. Tidak doyan sushi sih sebenarnya, saya pesen itu karena saya kira kimbab hehehe... sushi seporsi cuma 4 potong kecil-kecil harganya 3E. Jelas tidak bikin kenyang. Habis itu saya puter-puter cari supermarket tapi tidak ada yang buka. Terus nanya reception hostel dibilang 'it's sunday. all close'. damn!!! Ini nih yang saya tidak suka dari eropa. Kenapa sih mesti ada hari tutup sekota?? Masa saya mesti balik ke mc.D lagi? Atau makan sushi lagi?? hhhhh....

Sebenarnya tidak lapar-lapar amat karena sudah makan sushi. Tapi dengar tidak ada toko yang buka malah bikin sy lapar mendadak. Akhirnya balik ke hostel terus saya lihat ada coklat bubuk di meja makan dan langsung saya bikin coklat hangat. Kasih coklat banyak-banyak biar kenyang hahaha... Pas buka-buka tas saya nemu sisa sandwich yang saya beli di Brno. Lumayannn... Biar keras dan dingin tapi bisa bikin saya kenyang hahaha... malam ini saya selamat!

Besoknya saya sarapan roti bakar plus selai sama mimik coklat anget. Biaya hostel sudah termasuk sarapan dan bebas mau makan sebanyak-banyaknya. Cuma roti dan coklat sih tapi lumayan bisa buat isi perut.

Setelah sarapan saya keluar ke Neubagasse Station. Beli tiket saya shopping ticket berlaku dari jam 8 pagi sampai 8 malam sehari (weekdays only). Harganya 4.60E. Ada macam-macam tipe ticket. Yang satuan harganya 1.80E. Tiket harian (24 jam) harganya 5.70E. Yang buat 2 hari, 3 hari, seminggu dan bulanan juga ada. Saya beli yang shopping ticket karena cuma sampai siang saja saya di Vienna. Oya beli tiket satuan atau tipe yang lain kalau bisa perhitungkan lebih murah yang mana.



Pagi itu saya naik U-bahn (subwaynya Vienna) ke Karlsplatz. Motret-motret Karls Kirche dan bangunan-bangunan di sekelilingnya. Setelah itu balik lagi ke hostel buat check-out. Enaknya hostel ini setelah check-out jam 10 pagi tamu masih bisa titip tas di reception. Tapi receptionnya tutup dari jam 12 sampe jam 2 siang jadi bisanya ambil ya selain jam-jam itu.

Pas titip tas saya ketemu backpacker dari Inggris. Dia sedang bongkar-bongkat tas dan barangnya yang super banyak itu berserakan dimana-mana sampai saya tidak bisa lewat untuk naruh tas saya. Dia minta maaf tapi tidak membereskan barang-barangnya. Malah curhat cerita kalau dia dari Asia - overland trip - sampe ke Vienna. Nah hari itu dia mesti balik ke Inggris karena ada urusan penting. Dari tiap kota dan negara yang dikunjungi dia punya 1 souvenir. Nah saking banyaknya souvenirnya itu dia mesti buang barang-barang pribadinya biar tidak kena charge kelebihan bagasi pas naik pesawat. Saya tanya kenapa tidak lanjut jalan darat (dan laut) saja wong sudah dekat. Dia bilang ini urusan mendadak jadi mesti naik pesawat. Saya lihat jenggotnya panjang banget terus saya nanya 'emang suka jenggot panjang atau karena tidak cukur selama perjalanan?' hahaha... tidak sopan sih nanya begini tapi saya benar-benar pengen tau. Untungnya dia tidak marah malah cerita tentang perjalanannya. Karena saya tidak punya banyak waktu, saya terpaksa memotong ceritanya. Terus saya minta tolong dia bantu naruh tas saya di rak. Abis lantai penuh dengan barang-barang dia sih.

Setelah say c u again saya langsung ke Neubagasse lagi terus ke Stephansplatz. Motret-motret terus masuk toko-toko souvenir. Gila disini barangnya mahal-mahal banget. Saya cuma beli 1 sendok kecil seharga 4.50E. Terus naek U-bahn lagi ke Schonbrunn tapi cuma sampai maze & labyrith nya aja hehehe... kaki udah gempor sih. lagian saya mesti balik ambil tas di hostel sebelum naik kereta ke Bratislava.



Saya yang tadinya tidak mau lama-lama di Vienna malah sampe lupa waktu saking asiknya jalan-jalan hehehe...

Pas ambil tas di hostel saya nanya ke reception kalau mau ke Bratislava mesti naek kereta dari Westbahnhof atau Sudbahnhof. Bukannya menjawab malah saya diceramahi tentang betapa kecil dan sepinya Bratislava. Terus mas bule yang ada disitu juga bilang kalau dia sabis dari Bratislava dan benar kata receptionisnya kalau di sana tidak ada apa-apa. Saya cuma ya ya saja tapi tetap bilang kalau mau kesana. Lha wong tujuan utama saya itu ke Bratislava kok. Nah mas bule yang dari Bratislava itu malah ngasih tiket kereta buat saya. Memang harga tiket PP jauh murah darepada beli 2 ticket oneway jadi banyak traveler yang beli PP walau tau cuma pakai one way. Saya tanya berapa saya mesti bayar buat tiket itu. Mas bule bilang 'it's for u. free' matur nuwuuunnn... hehehe... lumayan hemat 9E.

Saking senengnya saya sampai lupa nanya lagi dari stasiun mana naik keretanya hehehe... berhubung ingatnya saya sudah sampai Neubagasse jadi saya nekat langsung naek kereta ke Sudbahnof. Ternyata nih... stasiun U-bahn sama stasiun keretanya agak jauh jadi saya mesti bercapek-capek ria menggendong ransel ke stasiun keretanya.

Masuk stasiun saya lihat jadwal kereta yang ke Bratislava jam 17.20 waktu itu masih jam 17.05 jadi saya msh ada waktu sekitar 15 menit. Saya lihat di peron keretanya belum datang. Akhirnya saya masuk ke cafe dan pesan sandwich plus es susu. Sekitar jam 17.10 kereta datang. Orang-orang yang nunggu di peron langsung naik ke kereta. Saya masih nyante di cafe nyutiki bawang bombay dan paprika dari sandwich. Saking asiknya pas saya nengok lagi ke peron keretanya sudah tidak ada!! Sumpe saya kayak orang hilang pikiran. Kereta segede bagong hilang tanpa suara apapun!! Cepat-cepat saya bungkus sandwich saya (tidak dibuang karena sayang) terus saya lihat jam digital distasiun 17.21! OMG... telat 1 menit dan saya mesti nunggu kereta berikutnya.



Saya pusing mikirin cara kasih kabar ke pemilik hostel di Bratislava kalau saya sampainya telat. Pas booking saya kasih tau kalau sampai jam 4 sore. Tapi ini jam 18.21 baru mau naik kereta hiks.. hiks.. oohh Vienna... mau ninggalin kamu kok susah banget...

.

No comments:

Post a Comment