Saturday, May 28, 2016

Ecuador - Ama la Vida (1)

Quito – Ibu kota paling tinggi di dunia
Ibu kota negara ini letaknya 2800m dari permukaan laut sehingga tercatat sebagai ibu kota paling tinggi di dunia. Karena lokasinya yang tinggi turis khususnya yang datang dengan pesawat biasanya butuh waktu beberapa hari untuk aklimatisasi atau membuat tubuh terbiasa dengan altitud tinggi yang lebih tipis kadar oksigennya.
Saya sampai di bandara Mariscal Sucre sekitar jam 19.30 dan langsung menuju Quito (baca: Kito) dengan taxi jemputan yang sudah saya pesan dari hostel sebelumnya. Bandara Mariscal Sucre letaknya tidak di Quito tapi di Tabalela. Perjalanan dari bandara ke kota Quito sekitar 1 jam baik dengan taxi ataupun bus. Dari bandara maupun di kota Quito sendiri naik kendaraan umum di malam hari tidak aman. Karena itulah saya memilih memesan taxi dari hostel sekalipun biayanya 38 USD. Mahal? Ya, untuk ukuran Ecuador karena makan 1 porsi bisa cuma 2 USD dan hostel di kamar dorm ada yang cuma 4 USD semalam.
Ecuador menggunakan mata uang US Dollar sejak tahun 2000. Bagi saya aneh rasanya tiap kali terima uang kembalian selain angka yang saya lihat adalah tulisan ‘in God we trust’. Tapi dengan dipakainya USD saya jadi lebih mudah memahami angka daripada ketika di Columbia yang mata uang Peso nya banyak nol nya.
Dua malam di Quito saya menginap di Casa Hebling Hostal rekomendasi dari teman hostel di Medellin. Harga untuk kamar dorm 6 bed adalah 12 USD. Mahal jika dibanding hostel lain yang 8 USD untuk kamar privat. Tapi enaknya di hostel ini adalah aman sekalipun lokasinya agak jauh dari pusat turis.
Tempat wisata di Quito banyak yang terletak di Kota Tua. Untuk mengitari daerah ini sebaiknya dengan jalan kaki karena sekalipun taxi dimana-mana dan murah tapi macet. Lebih leluasa dan lebih cepat mencapai suatu tempat dengan jalan kaki. Siapkan sepatu yang enak untuk jalan. Jangan pakai sepatu berhak tinggi apalagi tinggi bagian depannya ;) Jalanan di Kota Tua berupa bebatuan dan konturnya naik turun.
gereja di Old Town

Old Town

Old Town

Sebenarnya rencana saya di Quito hanyalah jalan santai sedikit dan tiduran di hostel lama-lama. Butuh istirahat banyak untuk menjelajah Ecuador bagian lain. Tapi malah dikasih tahu salah satu teman bahwa ada gunung di dekat Quito yang bisa didaki dalam sehari. Namanya Gunung Pichincha atau dalam bahasa Spanyol disebut Montana Pichincha. Ketinggian puncak gunung ini adalah 4784m dari permukaan laut. Lumayan bisa untuk latihan aklimatisasi.
Untuk menuju puncak Pichincha bisa dengan mendaki atau naik kereta gantung dari Teleferiqo. Saya lupa tepatnya kalau tidak salah harga tiket kereta gantung bolak-balik sekitar 8USD. Di Teleferiqo juga ada taman bermain tapi ya gitu deh… wahananya tidak menarik untuk saya karena kurang menantang.
pemandangan dari puncak gunung Pichincha

Cuaca di Quito tidak menentu. Pagi langit cerah udara dingin, siang panas sampai 20 derajat celcius, sore hujan, malam bisa minus suhunya. Salah satu teman sekamar bilang ‘Paling tidak bisa bergaya karena tidak tau harus pakai baju apa’. Saya sendiri tidak sempat mikir gaya lha baju yang dibawa saja cuma beberapa :)
Otavalo – The Market Town
Kota kecil yang terkenal dengan pasarnya ini terletak di sebelah utara Quito. Perjalanan Quito – Otavalo sekitar 2,5 jam dengan bus. Dari pusat kota Quito bisa naik bus gandeng (dalam kota) ke halte paling ujung yaitu Ofelia. Dari situ naik bus biasa ke Terminal Norte Carcelen lalu lanjut dengan bus antar kota ke Otavalo yang berangkat tiap 30 menit sekali. Ongkos bus ke Otavalo 2 USD ditambah pajak terminal 0,2 USD.
Plaza de Armas Otavalo

Pasar Otavalo buka tiap hari tapi di hari Sabtu hampir seluruh kota jadi pasar. Ramai sekali dan banyak jalan ditutup untuk kendaraan bermotor. Barang-barang produksi lokal yang unik murah sekali di pasar ini. Sayang saya tidak langsung pulang jadi hanya bisa gigit jari dan menahan diri untuk tidak membeli pernak-pernik.
Day trip ke Otavalo dari Quito bisa tapi jika ingin menginap banyak pilihan hotel dan hostel di kota ini. Saya sendiri memilih untuk menginap 2 malam di Otavalo karena asik. Suasana tradisionalnya terasa sekali.
pasar kerajinan tangan

pasar kerajinan tangan

pasar sayur dan buah

pasar hewan Otavalo


No comments:

Post a Comment