MONEY ISSUE
Hal utama yang paling sering di-penasaran-in adalah soal biaya untuk jalan-jalan. Di tulisan saya yang sebelumnya beberapa komentar fokusnya ke ‘130 jeti’-nya. Gimana bawanya uang sebanyak itu? Selain ATM yang merangkap kartu debit saya juga selalu membawa cash (USD) untuk keadaan darurat jika tidak bisa tarik tunai atau transaksi cashless. Tapi karena pernah pengalaman tidak bisa menukar USD dengan mata uang local maka saya juga punya cadangan dengan memanfaatkan Western Union.
Penjelasan sedikit tentang cara kerja Western Union: pengirim mengirimkan uang dalam mata uang local negara dimana si pengirim berada dan penerima bisa menerima uang dalam mata uang local negara dimana si penerima berada. Saya minta tolong titip uang ke Bu Carik BDSG Stella Sanjaya (who I trusted wholeheartedly) untuk dikirimkan saat saya darurat butuh uang tunai *pelukkk. Untungnya selama perjalanan saya selalu bisa tarik tunai ATM.
Saya usahakan untuk transaksi casehless untuk segala kebutuhan yang bisa saya bayar secara online atau dengan kartu debit saya karena hitungan currency exchange nya relative sama dengan jika tarik tunai ATM. Untuk penarikan dari ATM saya kira-kira akan butuh berapa jadi cukup sekali tarik tunai saja untuk masing-masing mata uang karena tiap transaksi kena charge sekitar 5 SGD. Pengecualian untuk Peru dan Eropa (Euro) karena disana saya agak lama jadi saya memilih tarik tunai beberapa kali daripada harus membawa uang dalam jumlah banyak.
Tips jika akan menggunakan ATM:
1. Cari ATM di bank pada jam bank buka jadi kalau kartu tertelan mesin kita bisa mudah minta bantuan pegawai bank.
2. Jika tidak ada ATM di bank maka gunakan mesin yang terdapat di tempat yang aman.
1. Cari ATM di bank pada jam bank buka jadi kalau kartu tertelan mesin kita bisa mudah minta bantuan pegawai bank.
2. Jika tidak ada ATM di bank maka gunakan mesin yang terdapat di tempat yang aman.
IJIN CUTI
‘mau dong kerja di Singapore biar bisa cuti 6 bulan’
Nope… bukan Singapore-nya tapi boss saya yang memungkinkan cuti 6 bulan. Saya beruntung punya boss super baik hati. Sebenarnya saya mengundurkan diri tapi boss bilang ‘kamu pasti mau jalan-jalan ya? Kemana? Berapa lama? Kamu ambil unpaid leave aja deh selama yang kamu mau. Abis itu balik kerja lagi.’
*unpaid leave: cuti tidak dibayar
Nope… bukan Singapore-nya tapi boss saya yang memungkinkan cuti 6 bulan. Saya beruntung punya boss super baik hati. Sebenarnya saya mengundurkan diri tapi boss bilang ‘kamu pasti mau jalan-jalan ya? Kemana? Berapa lama? Kamu ambil unpaid leave aja deh selama yang kamu mau. Abis itu balik kerja lagi.’
*unpaid leave: cuti tidak dibayar
Jelas dong saya tidak sia-siakan tawaran boss. Dengan masih memegang visa kerja di Singapore saya bisa lebih mudah apply visa dan terhindar dari masalah di imigrasi. Saya memberi tahu istri boss saya biar tidak ada salah paham daripada saya yang dikira minta cuti 6 bulan. Istri boss tanya: ‘pergi sama siapa? Kemana saja? Siap uang berapa? Transportasinya bagaimana? Sudah booking hotel? Bawa koper seberapa? Apa kuat gendong ransel?’
Penjelasan ke istri boss lebih panjang dari artikel ini hehehe…
‘kok bisa cuma bawa ransel? Sabun, shampoo, lotion?’
Saya jelaskan kalau saya hanya pakai sabun batangan untuk cuci muka, mandi, keramas dan cuci baju. Lotion beli yang kecil dan kalau habis beli lagi di jalan. Besoknya dimeja saya ada tas kecil berisi sabun badan, sabun muka, shampoo, lotion, moisturiser dan sun screen kemasan cabin. Baik banget kan merekaaaaa…
‘kok bisa sih bossnya baik banget?’ wah kalau itu sih memang dari sononya mereka orang-orang yang baikkkk banget. Kenapa sampai mereka mau kasih saya cuti sampai 6 bulan? Ya pasti karena saya karyawan yang baik hahaha... #sombongakut
‘kok bisa cuma bawa ransel? Sabun, shampoo, lotion?’
Saya jelaskan kalau saya hanya pakai sabun batangan untuk cuci muka, mandi, keramas dan cuci baju. Lotion beli yang kecil dan kalau habis beli lagi di jalan. Besoknya dimeja saya ada tas kecil berisi sabun badan, sabun muka, shampoo, lotion, moisturiser dan sun screen kemasan cabin. Baik banget kan merekaaaaa…
‘kok bisa sih bossnya baik banget?’ wah kalau itu sih memang dari sononya mereka orang-orang yang baikkkk banget. Kenapa sampai mereka mau kasih saya cuti sampai 6 bulan? Ya pasti karena saya karyawan yang baik hahaha... #sombongakut
INFORMASI
Apa yang kita baca di internet atau Lonely Planet bisa jadi berbeda jauh dengan kenyataan yang kita hadapi. Why? Bisa karena informasi sudah tidak up-to-date, beda musim, perubahan aturan atau simply beda pelaku. Atau karena artikel-artikel yang kita baca ditulis untuk promosi suatu tempat jadi yang ditulis hanya yang bagus-bagus saja.
Review di TripAdvisor juga belum tentu benar. Trus gimana dong? Kumpulkan informasi dari berbagai sumber, baca-baca thread dan komen-komen di Backpacker Dunia dan kalau masih ada yang kurang jelas jangan segan tanya langsung ke teman-teman BD yang sudah pengalaman. Teh Artesia Irawan Sangaji dan Waldy Ziliwu adalah salah dua juru kunci Amerika Selatan yang sabar menjawab pertanyaan-pertanyaan saya *ketjup atu-atu wink emoticon
HEALTH ISSUE
Hampir lupa… ini yang penting padahal wink emoticon
Saya ini orangnya gampang sakit dan kalau sudah sakit gayanya seperti sudah tidak ada harapan hidup. Tewas terkapar tidak bisa apa-apa. Sebagai pencegahan saya rajin imunisasi flu (setahun sekali) dan sebelum berangkat backpacking kali ini saya konsultasi ke dokter tentang imunisasi-imunisasi lain yang saya perlukan.
Saya ini orangnya gampang sakit dan kalau sudah sakit gayanya seperti sudah tidak ada harapan hidup. Tewas terkapar tidak bisa apa-apa. Sebagai pencegahan saya rajin imunisasi flu (setahun sekali) dan sebelum berangkat backpacking kali ini saya konsultasi ke dokter tentang imunisasi-imunisasi lain yang saya perlukan.
Saya konsultasi di Raffles Clinic di Changi Airport. Saya jelaskan tempat-tempat yang akan saya kunjungi berikut durasinya. Mas dokter ganteng lalu cek penyakit apa yang endemic di tempat-tempat tersebut. Mas dokter menyarankan untuk imunisasi Yellow Fever, tifus dan obat oral anti malaria. Negara rawan malaria yang saya kunjungi adalah Peru jadi saya diberi obat anti malaria untuk 7 hari sebelum saya masuk Peru, selama di Peru dan 7 hari setelah meninggalkan Peru. Obatnya harus diminum sehari sekali diwaktu-waktu yang sama. Misal pagi ya tiap pagi minumnya.
Selama mengonsumsi obat ini saya tidak merasakan efek samping tapi beberapa teman yang saya temui di Peru mengeluh mual dan pusing ketika mengonsumsi obat anti malarianya.
Total biaya untuk konsultasi, obat dan suntikan imunisasi sekitar 300 SGD. 3 jeti! *jlebbb
Total biaya untuk konsultasi, obat dan suntikan imunisasi sekitar 300 SGD. 3 jeti! *jlebbb
Oh ya karena saya akan bawa obat-obatan yang jumlahnya cukup banyak (sekitar 45 pil) maka saya minta surat dari keterangan dari dokter. Tapi selama perjalanan tidak ada yang mempertanyakan tentang obat-obatan itu.
Selain obat dari dokter saya juga bawa obat diare dan tolak angin. Selama perjalanan saya sehat-sehat saja sih hanya kena diare (parah) pas di Puno, Peru. Untungnya waktu itu ada kesalahan booking dari pihak hostel. Dorm room yang saya book penuh jadi saya diberi kamar private dengan kamar mandi dalam hehehe…
SAFETY ISSUE
Saya menerapkan aturan untuk diri sendiri yaitu ‘pulang sebelum gelap’. Pulang maksudnya balik ke hostel, hotel, rumah teman/ sodara. Saya mau keluar malam-malam jika dan hanya jika ada teman yang benar-benar saya percaya. Kalau harus naik bus yang berangkat dari terminal larut malam ya saya dari sore sudah nongkrong di terminal. Kalau bus sampainya pagi buta ya saya nunggu di terminal sampai jalanan sudah mulai ramai.
Passport, uang dan ATM selalu saya bawa dan simpan di tempat yang aman. Ada teman hostel yang pernah bilang ‘jangan terlalu parno’ tapi saya tetap jaga barang-barang saya dengan baik. Dulu pernah tinggal di dorm dan ada salah satu yang kehilangan dompet. Staff hostel meminta penghuni lain untuk ‘membantu’ mencari dompet itu dengan merelakan ranselnya diperiksa (diobrak-abrik maksudnya). Dompet tetap tidak ketemu yang ada penghuni lain ngomel-ngomel merasa dituduh. Saya tidak mau ambil risiko itu.
Saya suka hiking tapi masih minim pengalaman jadi untuk kegiatan yang DISARANKAN memakai jasa guide ya saya pergi dengan guide. Ongkos membengkak tapi lebih aman. Satu hal yang perlu diingat adalah orang local kadang menganggap non local sama saja dengan mereka. ‘tempat itu gampang dicapai’ atau ‘dekat cuma 30 menit sampai’ aslinya…
MOMENTS
Beberapa momen yang tak terlupa:
1. Nyangsang di ‘love hotel’ di Trujillo, Peru.
2. Hampir jatuh ke jurang di Huaraz, Peru.
3. Mendaki gunung bersalju Nevado Vallunaraju, Peru.
4. Dilamar di Miami Beach, Miami – USA.
1. Nyangsang di ‘love hotel’ di Trujillo, Peru.
2. Hampir jatuh ke jurang di Huaraz, Peru.
3. Mendaki gunung bersalju Nevado Vallunaraju, Peru.
4. Dilamar di Miami Beach, Miami – USA.
BOSAN? INGIN PULANG?
Kalau itu yes or no question maka jawabannya adalah YES. Terutama ketika sampai Eropa. Tiap kali melihat perempuan berpakaian modis berangkat atau pulang kerja bikin saya rindu untuk kembali ngantor. Mungkin karena saya kelamaan pakai baju yang modelnya sama berbulan-bulan kali ya. Tapi ketika kembali kerja baru sehari sudah ingin backpacking lagi *ini anak maunya apa sih?!
Jalan-jalan saat low season di Eropa ada tidak enaknya yaitu: hostel sepi tamu. Di Krakow dan Belgrade saya tinggal sendirian di kamar dorm. Enak sih kalau begini karena lebih bebas. Tapi di Porto, Portugal saya jadi satu-satunya penghuni di hostel 3 lantai. Mau pindah hostel tapi sudah bayar. Akhirnya 3 hari tidak bisa tidur nyenyak. Takut hantuuuu…
Tinggal di hostel yang ramai pun belum tentu asik. Ya semua tergantung teman-teman hostel sih. Tidak selalu bisa dapat teman yang cocok. Saya sengaja menghabiskan malam Natal di Spanyol. Harapannya sih biar makin terasa Natalnya tapi yang ada malah kecewa. Teman sekamar 7 orang tidak ada yang saling sapa. Saya bilang ‘good morning’ hanya berbalas tatapan aneh. Staff hostel juga saya beri ucapan ‘Merry Christmas’ bengong dulu baru setelah itu tersenyum. Enakan Natalan di Singapore.
Ketika bertemu teman baru saya usahakan menghindari obrolan soal SARA dan politik. Cuma sekali waktu di Budapest, Hungaria saya sempat adu argument sama orang Amerika soal kasus hukuman mati pengedar narkoba. Sekalipun agak ‘panas’ tapi kami bisa menghormati opini masing-masing. Untuk mendinginkan suasana malamnya kami nongki-nongki di Szimpla (Ruin Bar).
Ada satu titik dimana saya benar-benar bosan jalan dan ingin pulang. Tapi saya selalu ingat kalau sudah pulang nanti bakalan ingin jalan lagi. Dari pada pulang pergi tidak jelas dan karena jatah cuti masih ada jadi saya pilih cari obat bosan yaitu: ngobrol dengan teman-teman lama. Oh ya ini saya tulis jadi bagian khusus ya… komunikasi.
KOMUNIKASI
Sebagian besar teman-teman saya selalu online jadi komunikasi dengan mereka saya usahakan lewat internet karena gratis pakai WIFI hostel. Nah ibu saya buta internet dan bisanya cuma dengan handphone biasa. Saya tidak pernah beli SIM card saat jalan-jalan di negara lain tapi mengandalkan Skype untuk telephone. Saya beli Skype credit yang bisa dipakai untuk menelfon nomor handphone biasa.
Butuh koneksi internet setiap saat? Nope. Butuh GPS? Nope. Kalau kesasar? Lihat peta dan tanya orang. Ketika saya di luar saya maunya ada di dunia nyata dan menikmati segala yang ada di tempat saya berada.
JATUH CINTA SAAT TRAVELING… YAY OR NAY?
Nayyyyy!!! Kecuali punya iman traveling yang sangat kuat.
Dulu saya ingin sekali bisa nemu soulmate saat traveling. Bahkan tag line saya dulunya itu: ‘Keliling Dunia Mencari Cinta’. Traveling pertama, kedua, ketiga sampai entah ke berapa… tidak ketemu soulmate nya. Desperate kan… saya ganti tag line jadi: ‘Keliling Dunia Menebar Cinta’. Tetepppp… tidak ada yang tumbuh.
Dulu saya ingin sekali bisa nemu soulmate saat traveling. Bahkan tag line saya dulunya itu: ‘Keliling Dunia Mencari Cinta’. Traveling pertama, kedua, ketiga sampai entah ke berapa… tidak ketemu soulmate nya. Desperate kan… saya ganti tag line jadi: ‘Keliling Dunia Menebar Cinta’. Tetepppp… tidak ada yang tumbuh.
Sampai ketemu seseorang (sebut saja Mas Ganteng) pas traveling kali ini. Kami sempat jalan bareng dan ketika harus berpisah saya yang biasanya enjoy dengan kesendirian tiba-tiba berubah mellow yellow gak jelas. Nyebelin banget deh! Trus obatnya apa biar tidak mutung minta pulang? Segera pindah ke negara yang benar-benar ingin saya datangi, yaitu: Balkan!
Di Balkan itu ya cowoknya ganteng-ganteng byangetttt… lumayan lah bisa melupakan kegalauan ditinggal Mas Ganteng :) wink emoticon
Di Balkan itu ya cowoknya ganteng-ganteng byangetttt… lumayan lah bisa melupakan kegalauan ditinggal Mas Ganteng :) wink emoticon
No comments:
Post a Comment