Saturday, April 30, 2011

mau marah? silakan...

psted on facebook Thursday, November 25, 2010

Ada teman saya yang curhat tentang temannya yang menyebar gossip tidak penting tentang si ini si itu yang suka sama pacar teman saya ini. Pertama dia bisa cuek tapi lama-lama sebel juga karena makin banyak yang nanya ke dia tentang kebenaran gossip itu. Teman saya itu lalu curhat ke teman lain (sebelum curhat ke saya) dengan berapi-api dia cerita semuanya. Tanggapan teman yang dicurhati ini: "Sudah... sabar saja... jangan emosi nanti kamu yang rugi sendiri"

Temen saya ini lalu curhat ke saya dan langsung nanya: "Boleh gak mbes kalau aku marah sama si penyebar gossip?"

Jawaban saya: "Boleh dong!"

Dia nanya lagi: "Emang aku mesti sabar ya mbes biar gak rugi?"

Saya: "Gak selalu sabar itu membawa untung. Tergantung kaleee... kan marah juga gak selalu bikin rugi"

Kata teman saya: "Nah itu! Aku suka curhat ma kowe mbes karena jawabanmu lain dari yang lain"

Hahaha.... sumpe saya ngakak baca kata-kata temen saya itu... Sombong dikit nih ya... bukan cuma dia lho yang ngomong kalau suka curhat sama saya karena saya punya pendapat yang tidak umum.



Saya bukannya tidak setuju sih kalau emosi atau marah itu merugikan diri sendiri... Cuma menurut saya orang butuh marah karena marah itu kan rasa... Buat saya semua rasa itu wajib dirasakan biar hidup ini seimbang. Pintar-pintar saja menakar kadar rasa-rasa itu. Marah memang bikin tekanan darah naik dan tentu saja membawa efek buruk lain seperti stroke dll. Tapi... coba jujur sama diri sendiri... apakah kita BENAR-BENAR mampu menekan/ membuang/ melupakan kemarahan?? Maksud saya sampe benar-benar 0%.

Kalau saya sih jelas tidak mampu ya... cuma usaha saja sedikit-sedikit dikurangi... misalnya (contoh saja lho ya) Mbakanix tidak mau mingser kalau sudah nonton serial Korea... kalau dulu saya bisa marah banget tapi sekarang marah dikit saja. Nah kemarahan yang sedikit ini mesti dikeluarkan dong. Dari pada numpuk-numpuk. Kalau saya marah dikit (walaupun sering) kan Mbakanix tidak akan ketakutan. Tapi kalau saya diam-diam saja tapi nanti meledak waaahhh... bisa-bisa jurus "Aku gak berani cerita ma gondronk" atau "Aku cerita ma kamu tapi kamu jangan cerita ke gondronk ya" dilancarkan lagi hahaha...

*dng ini saya minta maaf pada Mbakanix karena bikin dia ngumpet-ngumpet... juga pada jeng wiwik karena TERPAKSA menjadi penengah antara saya dan Mbakanix hahaha...

Wokeh... balik lagi ke soal marah. Waktu saya ikutan yoga, saya kaget lho pas instruktur yoga bilang: "Biarkan pikiran yang ada dalam otak dan hatimu... jangan paksa dirimu menghentikan pikiran itu... love... hate... anger... any thoughts..." Wah ternyata pendapat saya ada pendukungnya juga hahaha...

Mau marah? Silakan... TAPI... jangan dipiara ya... Kalau sudah diungkapkan (tepatkah istilah ini?) ya sudah lupakan hal yang bikin kalian marah. Ingat ya... bukan diam lalu lupakan... tapi luapkan lalu lupakan...

No comments:

Post a Comment