Saturday, February 6, 2010

Perempuan Korea dan Air Mata

(posted at friendster blog - May 17, 2005)


Dari drama-drama Korea yang ditayangkan di beberapa stasiun TV, saya beranggapan kalau perempuan Korea [selatan] itu mudah mengeluarkan air mata. Tapi saya maklum, karena ceritanya memang cerita sedih. Kadang teman-teman yang nonton juga sampai ikutan nangis. Setelah sekitar satu bulan bergaul dengan banyak perempuan Korea, saya semakin yakin dengan anggapan saya itu.

Sebagai orang asing yang tinggal lebih dari 1 bulan di Korea, saya harus mengurus certificate of admission for foreigner di Suwon Immigration Office. Karena saya belum pernah dolan ke Suwon, maka saya ngajak doumy [student helper] saya. Selain mengantar ke kantor imigrasi, doumy saya membantu mengurus permohonan sertifikat itu. Beruntung sekali ada doumy yang membantu saya karena tidak satupun pegawai kantor imigrasi [yang ada pada saat itu] yang bisa bahasa Inggris [padahal mereka berurusan dengan orang asing yang belum tentu bisa bahasa Korea]. Ketika mengajukan formulir permohonan, mbak-nya pegawai imigrasi membicarakan sesuatu dengan doumy saya. Ekspresi mereka biasa saja tapi tiba-tiba doumy saya nangis. Ternyata saya tidak bisa mendapat sertifikat admisi kalau tidak memperpanjang visa dan untuk memperpanjang visa diperlukan surat dari Chung Ang Univ. Jadi kami harus minta kiriman sertifikat dari kampus via fax. Setelah menelpon kampus kami langsung dapat fax. Setelah itu kami bisa langsung mengurus permohonan admisi sekaligus memperpanjang visa. Cukup mudah [saya rasa], tapi kenapa doumy saya nangis?

Sagita dan Dharmesti, teman dari UGM, minta tolong sonsengnim [dosen] untuk membantu mengurus tiket pesawat. Sonsengnim kemudian menelpon perwakilan Garuda Indonesia di Seoul. Beberapa hari kemudian kami bertemu dengan sonsengnim, beliau cerita kalau petugas yang menerima telponnya tidak ramah. ''aku sampe nangis.'' kata beliau.

Sering juga saya melihat teman asrama yang pulang dengan berlinang air mata, entah kenapa. Apalagi di gereja, mereka pasti nangis ketika mengaku dosa. Hal ini terjadi paling tidak 4 kali seminggu, seminggu ada 4 kali ibadah dan setiap ibadah mereka mengaku dosa.

Agaknya ''kebiasaan'' nangis sudah dilakukan perempuan Korea sejak jaman dulu. Paling tidak sejak dinasty Koryo. Masa ketika style Hanbok terbentuk. Ada dua buah pita di depan dada untuk mengikat ''jogori'' [jaket]. Selain juga berfungsi sebagai ''pemanis''. Tali ini ternyata juga untuk MENYEKA AIR MATA!!!

No comments:

Post a Comment